ABSTRAK
Fehling
Kami
telah melakukan percobaan Fehling pada tanggal 28 Mei 2014 di Laboratorium
Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Surabaya yang bertujuan untuk menguji adanya gula reduksi dengan menggunakan
alat seperti tabung reaksi, rak tabung reaksi,penjepit, kompor listrik, gelas
kimia. Metode yang digunakan pada percobaan ini dengan memberikan 5 tetes
sukrosa kedalam tabung reaksi A, dan memberikan 5 tetes glukosa dalam tabung
reaksi B serta mencampurkan fehling A dan fehling B dalam satu tabung reaksi,
kemudian mencapurkan 5 tetes fehling yang telah dicampur kedalam tabung reaksi
A dan B. Setelah itu memanaskan gelas kimia yang telah berisi air hingga
mendidih dan memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang telah mendidih
dan mengamati perubahan yang terjadi pada kedua larutan tersebut. Variabel yang
digunakan yaitu variabel manipulasi larutan gula, variabel respon berupa
perubahan warna, dan variabel kontrol berupa banyaknya tetesan, dan fehling.
Dari hasil percobaan fehling A memiliki warna larutan bening, fehling B
memiliki warna larutan biru, glukosa warna larutan bening, dan fruktosa
berwarna bening.Setelah larutan fehling A dan fehling B dicampurkan warna dari
larutan ialah biru, kemudian setelah laurtan glukosa dicampurkan dengan larutan
fehling yang telah tercampur warna dari larutan menjadi berwarna biru dan
setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna kuning kemerah – merahan pada
larutan dan Setelah larutan fruktosa dicampurkan dengan larutan fehling yang telah
tercampur lebih dulu warna dari larutan menjadi berwarna biru tua dan setelah
larutan dipanaskan terdapat endapan berwarna merah pada larutan tersebut.
Sehingga dari percobaan yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
glukosa dan fruktosa merupakan gula reduksi karena dengan penambahan fehling
yang terdiri dari CuSO4 7% dan NaOH 12% warna larutan
setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna merah.
Kata
kunci :Fehling, Gula reduksi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat
pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum,
singkong, ubi, sagu, dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang
disintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi
tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada hewan dan
manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2-8%)
dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan kadar
glukosa darah normal (70-90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot bertindak
sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan,
yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi
monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan
sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana kandungan
gula reduksi yang terdapat pada sukrosa?
2.
Bagaimana kandungan
gula reduksi yang terdapat pada glukosa?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah
diatas, maka diperoleh tujuan percobaan sebagai berikut:
1.
Untuk menguji
kandungan gula reduksi yang terdapat pada sukrosa.
2.
Untuk menguji
kandungan gula reduksi yang terdapat pada glukosa.
BAB II
KAJIAN TEORI
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton
bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah
logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi
adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan
yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia
UMM, 2008).Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa
merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil
hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah
menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi
energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang
ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002).
Gula reduksi
adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan
adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau
bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula
yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa,
dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa
(Team Laboratorium Kimia UMM, 2008). Salah satu contoh dari gula reduksi adalah
galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi
merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme
akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses
menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan
lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002). Sedangkan
salah satu ontoh dari gula reduksi adalah Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang
dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman
dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam
sayuran dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula
mengandung sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula
itulah gula diekstraksi secara komersial (Gaman, 1992).
Gula reduksi
adalah gula yang dalam bentuk larutan alkali membentukaldehida atau keton. Gula
reduksi dapat mereduksi ion logam karena mempunyai
gugus aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2 dari
logambasa, sehingga logam basa akan
tereduksi dan mengendap sebagai Cu2O. Gula invert termasuk
golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan alkali.
Salah satu yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invert
dihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Sukrosabereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim
invertase.Reaksi hidrolisis sukrosa adalah sebagai berikut :
C12H22O11
+ H2O → C6H12O6 +
C6H12O6
A. Glukosa
Glukosa
merupakan salah satu monosakarida yang terpenting,kadang-kadang disebut gula
darah (karena dijumpai di dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah
anggur), atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan). Di dalam
molase terdapat glukosasekitar 14%. Sifat fisik dan kimia dari glukosa
:Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-), Rumus molekul : C5H11O5.CHO,
Massa molekul : 180.16, Bentuk dan warna : rhombik, Densitas : 1.54 gr/cm3,
Titik leleh : 146°C.
B. Fruktosa
Fruktosa merupakan monosakarida sederhana yang banyak terdapat didalam
makanan dan merupakan isomer dari glukosa. Fruktosa berwarna putih dan mudah
larut dalam air. Fruktosa juga sulit dikristalisasidalam bentuk larutan.
Didalam molase terdapat fruktosa sekitar 16%. Sifat fisik dan kimia dari
fruktosa :Rumus molekul : C6H12O6, Massa
molekul : 180.16, Titik leleh : 103oC, Warna : putih.
Struktur glukosa (rotasi +52.7°)
Struktur fruktosa (rotasi = -92°)
Mosakarida
segera mereduksi sneyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hydrogen
peroksida, atau ion cupri (Cu2+). Pada reaksi sepreti ini, guka
dioksidasi pada gugus karbonil, dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi
dimana senyawa-senyawa pereduksi adalah pemberi electron dan senyawa
pengoksidasi adalah penerima electron. Glukosa dan gula-gula lain yang mampu
mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam
analisis gula. Dengan mengukur jumlah dari senyawa pengoksidasi yang tereduksi
oleh suatu larutan gula tertentu, dapat dilakukan dengan pendugaan konsentrasi
gula. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas mereduksi
indicator-indikator seprti kompleks ion kupri (Cu2+) menjadi bentuk
kupro (Cu+). Bahan pereduksi pada reaksi-reaksi ini adalah bentuk
rantai terbuka aldosa dan ketosa. Ujung peruduksi dari suatu gula adalah ujung
yang mengandung ggus aldehida atau keto bebas.
Fehling dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil aldehid atau keton.
Kompleks bistartratokuprate(II) dalam larutan Fehling merupakan bahan
pengoksidasi dan reagen aktif dalam uji tersebut.
Senyawa yang akan diuji ditambahkan
ke larutan Fehling dan campuran ini dipanaskan. Aldehida yang teroksidasi,
memberikan hasil yang positif, namun keton tidak bereaksi, kecuali mereka
adalah alfa-hidroksi-keton.
Kompleks bistartratokuprat(II)
mengoksidasi aldehid pada satu anion karboksilat, dan dalam proses ion
tembaga(II) dari kompleks ini direduksi menjadi ion tembaga(I). Oksida
tembaga(I) yang merah kemudian mengendap dari campuran reaksi, yang menunjukkan
hasil positif, yaitu reaksi redoks telah berlangsung.Sebuah hasil yang negatif
apabila tidak terjadi endapan merah; ini penting untuk diperhatikan bahwa
Fehling tidak akan bekerja dengan aldehid aromatik; sehingga reagen Tollens
harus digunakan.
Uji Fehling
dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida. Hal ini akan memberikan
hasil positif untuk monosakarida “aldosa”(karena gugus aledehida dapat
dioksidasi) tetapi juga untuk monosakarisa “ketosa”, karena mereka diubah
menjadi aldosa oleh basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan hasil
positif. Untuk alasan ini, reagen Fehling kadang-kadang disebut
sebagai uji umum untuk
monosakarida.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Rancangan Percobaan
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
Gambar
3.1. Rancangan
Percobaan Fehling
B.
Alat dan Bahan
Nama Alat/Bahan
|
Jumlah
|
Gelas
kimia 500 ml
|
1
buah
|
Tabung reaksi
|
3
buah
|
Penjepit
|
1
buah
|
Rak tabung reaksi
|
1
buah
|
Kompor listrik
|
1
buah
|
Larutan glukosa
|
5
tetes
|
Larutan sukrosa
|
5
tetes
|
Fehling A
|
5
tetes
|
Fehling B
|
5
tetes
|
Aquades
|
250
ml
|
Kertas label
|
3
buah
|
C.
Variabel
Variabel kontrol : Banyaknya jumlah tetesan.
Variabel respon : Perubahan warna.
Variabel manipulasi : Larutan gula ( Sukrosa dan glukosa
)
D.
Alur Percobaan
![]() |
E.
Langkah Kerja
Langkah pertama pada percobaan ini
ialah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian memberi kertas label
pada masing – masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi A menetesi lima tetes
fruktosa ke dalam tabung reaksi. Kemudian pada Tabung reaksi B menetesi lima
tetes glukosa ke dalam tabung reaksi. Dan pada tabung reaksi C menetesi lima
tetes fehling A dan lima tetes fehling B ke dalam tabung reaksi. Setelah itu menambahkan
campuran fehling ke dalam tabung reaksi A dan tabung reaksi B. Selanjutnya
yaitu mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 250 ml dan memanaskannya di atas
kompor listrik hingga air mendidih. Setelah air mendidih, memasukkan tabung
reaksi A dan B ke dalam gelas kimia dan mengamati perubahan yang terjadi serta
mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang telah dibuat.
BAB IV
DATA DAN
ANALISIS
A.
Data
No.
|
Larutan
|
Warna Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Fehling A
|
Bening
|
Setelah larutan fehling A dicampurkan
dengan larutan fehling B, larutan berwarna biru.
|
2.
|
Fehling B
|
Biru
|
Setelah larutan fehling A dicampurkan
dengan larutan fehling B, larutan berwarna biru.
|
3.
|
Glukosa
|
Biru
|
Setelah larutan glukosa di campurkan
dengan larutan fehling A dan B warna larutan menjadi biru. Kemudian setelah
di panaskan pada larutan terdapat endapatn berwarna kuning.
|
4.
|
Fruktosa
|
Bening
|
Setelah larutan glukosa di campur
dengan larutan fehling A dan B warna lautan menjadi biru tua.Kemudian setelah
dipanaskan pada larutan terdapat endapan berwarna merah.
|
B.
Analisis
Pada
larutan Fehling A larutannya berwarna bening, setelah larutan fehling A di
campur dengan larutan fehling B warnanya menjadi biru.
Warna
awal Fehling B adalah biru,setelah Fehling A dan Fehling B dicampurkan warnanya
tetap dan tidak berubah.
Larutan
Glukosa berwarna biru,setelah di campur dengan larutan fehling A dan fehling B
warnanya tetap biru, lalu dipanaskan warna larutannya berubah menjadi kuning
dan terdapat endapan.
Pada
larutan fruktosa ini berwarna bening, setelah dicampur dengan larutan fehling A
dan Fehling B warnanya menjadi biru tua,lalu di panaskan warna larutannya
menjadi merah dan terdapat endapan.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam uji karbohidrat, kita menggunakan percobaan fehling I dan fehling II. Dimana larutan Fehling I yang
terdiri dari larutan CuSO4
7% dan larutan
Fehling II yang terdiri dari larutan NaOH 12 %. Kedua macam larutan ini akan dicampur pada saat uji karbohidrat. Ini adalah reaksi yang terjadi:
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
Endapan
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
![]() |
Cu2+ mengalami reduksi menjadi ion Cu+
Dalam pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+
yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling II berfungsi untuk mencegah Cu²+
mengendap dalam suasana alkalis. Larutan fehling merupakan larutan alkalin yang mengandung tembaga (II) yang
mengoksidasi aldosa menjadi aldonat dan dalam prosesnya akan tereduksi menjadi tembaga (I), yaitu Cu2O
yang berwarna merah bata dan mengendap.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat)
yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Hal ini dibuktikan dengan adanya endapan warna merah dan kuning pada campuran fruktosa dan glukosa. Pada campuran glukosa, endapan yang terbentuk berwarna kuning hal ini dikarena pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji. Sedangkan pada larutan fruktosa juga begitus eharusnya endapan yang terbentuk berwarn amerah bata hal ini dikarenakan pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kami telah melakukan percobaan fehling yang bertujuan
untuk menguji kandungan karbohidrat pada larutan glukosa dan fruktosa. Dari
hasil percobaan fehling A memiliki warna larutan bening, fehling B
memiliki warna larutan biru, glukosa warna larutan bening, dan fruktosa berwarna bening. Setelah larutan fehling A dan fehling B dicampurkan dengan larutan glukosa setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna kuning. Ini menunjukkan bahwa glukosa merupakan gula reduksi.
Pada larutan fruktosa dicampurkan dengan larutan fehling A dan Fehling B, setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna merah pada larutan tersebut. Sehingga dari percobaan yang telah
kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan gula reduksi karena dengan penambahan fehling yang
terdiridari CuSO4 7% danNaOH 12% warna larutan setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
http://ronalastikasari.blogspot.com/2013/11/praktikum-uji-karbohidrat-glukosa.html
LAMPIRAN
Air di panaskan sampai mendidih
![]() |
![]() |
![]()
fruktosa + fehling A dan B saat di
panaskan
|
![]()
Fehling A dan ehling B saat di
panaskan
|
![]()
Hasil setelah dipanaskan
|
|