VARIASI SUHU DAN WAKTU DALAM PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI MENGGUNAKAN
INKUBATOR SEDERHANA
Nur Istiqomah Mardhotillah, Aprillia Eka Wardhai,
dan Anita Nraini Dyah Widayanti
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Jawa Timur
ABSTRAK
Kegiatan ini betujuan untuk mengetahui perilaku suhu dan waktu dalam
pembuatan yoghurt susu sapi menggunakan inkubator sederhana. Metode yang
dilakukan yaitu mensterilkan wadah yoghurt agar bakteri didalamnya mati, lalu
memanaskan susu sapi sampai suhu naik hingga 70°C tanpa mendidih agar kandungan
susu didalamnya tidak pecah, dan memasukkan susu pada inkubator sederhana
dengan suhu diatas suhu ruangan atau diatas 40°C. dengan waktu dan suhu yang
tinggi akan menghasilkan yoghurt dengan tekstur lembut, kental dan rasanya
asam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan yoghurt diperlukan waktu
diatas 8 jam dan suhu diatas 40°C untuk menghasilkan yoghurt yang memiliki
tekstur lembut, kental dan rasanya asam.
Kata kunci: suhu, waktu, inkubator
ABSTRACT
This activity ims to study the
behavior ofthe temperature and time in the
manufacture of cow's
milk yogurt using a simple in cubator. The method is performed in order to sterilize the bacteria inside yogurt containers dead, then heat
the milk until the temperature
rose to
70°C without boiling the milk so that the contentin it is not broke, and put the milk in a simple incubator with a temperature
above room
temperature or above 40°C. With time and high temperatures will produce yogurt with the texture of soft, thick and
sour taste. It can be concluded that in the
manufacture of yoghurt takes over 8 hours and temperatures
above 40°C to produce a yogurt that has a soft texture, thick and
sour taste.
Keywords: temperature, time, incubator
PENDAHULUAN
Produk pangan hasil fermentasi
merupakan makanan sehat dan dikategorikan sebagai food funcional karena banyak sekali manfaat kesehatan yang
dikandungnya. Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat hal ini
disebabkan karena kesadaran konsumen untuk mengonsumsi makanan yang sehat juga
semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai sumber,
baik yang berasal dari hewani maupun non hewani, salah satunya yang paling
banyak dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu, karena susu telah
lama diketahui mempunyai berbagai keunggulan ditinjau dari aspek gizi dan kesehatan.
Susu fermentasi didefinisikan
oleh Oberman (1985) yang dijelaskan oleh Selamat (1992) sebagai hasil
fermentasi susu segar atau susu skim atau susu konsentrat yang telah
dipasteurisasi maupun disterilisasi tersebut dipertahankan hidup sampai pada saat
dijual kekonsumen dan diharapkan tidak mengandung mikrobia patogen. Banyak
produk fermentasi susu yang sudah diproduksi, salah satunya yang paling
berkembang dengan pesa adalah yoghurt. Fermentasi gula susu (laktosa)
menghasilkan asam laktat yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan
tekstur seperti gel dan aroma yang unik pada yoghurt (http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt).
Yoghurt adalah produk susu
fermentasi berbentuk semi solid yang dihasilkan melalui proses fermentasi susu
dengan menggunakan bakteri asam laktat. Melalui perubahan kimiawi yang terjadi
selama proses fermentasi dihasilkan suatu produk yang mempunyai tekstur dan
rasa yang khas. Selain itu juga mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik
dibandingkan susu segar (Winarno, dkk. 2003).
Susu terfermentasi dapat dibuat melalui beberapa cara yaitu menambahkan enzim-enzim untuk
proses fermentasinya atau menambahkan mikrobia
yang dapat melakukan proses fermentasi susu,
cara yang pertama sangat mahal karena enzim-enzim
yang harus ditambahkan jumlahnya lebih dari satu dan harus diberikan dalam kondisi tingkat kemurnian tinggi
(Torigan, 1988). Oleh sebab itu cara penambahan mikrobia
yang dipilih, karena mikrobia tersebut secara alami terdapat pada susu,
kita hanya tinggal mengisolasinya menjadi biakan murni untuk selanjutnya diperbanyak dan ditambahkan pada susu
yang difermentasi. Adapun tahap–tahap pembuatan
yoghurt adalah seperti berikut ini:
susu segar dipanaskan sampai suhu
90°C dan selalu diaduk supaya proteinnya tidak mengalami koagulasi.
Pada suhu tersebut dipertahankan selama
1 jam. Apabila dilakukan pasteurisasi maka suhu pemanasannya adalah
70-75 °C. Jika hal ini yang
dilakukan, maka pemanasan dilakukan sebanyak dua
kali. Setelah dipanaskan,
selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya
37-45°C. Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah tertutup. Setelah suhu mencapai
37-45°C
maka dilakukan inokulasi/penambahan bakteri kedalam susu tersebut sejumlah
50-60ml/liter
susu. Penambahan bakteri dilakukan dengan teknik
aseptic (didekat api). Setelah ditambah bakteri,
selanjutnya diperam pada ruangan hangat
(30-40°C), dalam keadaan tertutup rapat selama
3 hari. Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Hal
ini dilakukan untuk memisahkan bagian
yang padat/gel dengan bagian yang
cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan
di dekat api sehingga bagian
yang cair (sebagai stater berikutnya)
terhindar dari kontaminasi.
Bagian yang padat inilah yang siap dikonsumsi
(yoghurt). Bagian yang cair berisi bakteri
Lactobacillus sp yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu
yang segar. Supaya yoghurt
lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan potongan buah-buahan yang
segar, cocktail, nata de coco atau dibekukan menjadi es,
dapat pula dicampur dengan berbagai buah-buahan untuk dibuat
juice (minuman segar) (http://gudangilmucenter.blogspot.com/2011/09/proses-fermentasi-yoghurt.html).
Yoghurt dibuat dengan
memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol
dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula
susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat
menyebabkan protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH= 4-5)
juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial (http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt).
Yoghurt yang telah
dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidak memerlukan lemari
pendingin. Yoghurt merupakan minuman yang kaya akan protein, beberapa vitamin
B, dan mineral yang sangat penting. Lemak yang dikandungnya setara dengan susu
yang menjadi bahannya.
Yoghurt memberikan manfaat
untuk melancarkan pencernaan dan menurunkan kadar kolestrol dalam darah jika
dikonsumsi setiap hari secara rutin. Selain itu yoghurt dapat dikonsumsi oleh
semua orang termasuk orang yang alergi terhadap susu, karena struktur laktosa
dalam susu telah dirusak oleh bakteri. Biasanya yoghurt di pasaran dijual dalam
2 macam, yaitu yoghurt plain (yoghurt tanpa rasa) dan drink yoghurt (yoghurt
yang ditambahkan perasa).
Yoghurt merupakan salah satu komoditi dari susu yang
diperoleh dengan cara fermentasi. Dengan demikian, diperlukan waktu yang sesuai
agar fermentasi susu bisa dikatakan sempurna. Selain itu, yang perlu
diperhatikan yaitu suhu pada inkubator ketika fermentasi berlangsung, agar
mikrobia dan pembentukan produk berkembang dengan baik. Pada kegiatan ini akan
dikaji mengenai pengaruh waktu dan suhu dalam pembuatan yoghurt susu sapi
menggunakan inkubator sederhana. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mengetahui variasi waktu dan suhu yang diperlukan dalam pembuatan yoghut susu
sapi menggunakan inkubator sederhana.
TUJUAN
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah yang dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang bioteknologi, khususnya tentang pengaruh waktu dan suhu terhadap
fermentasi yoghurt saat berlangsung. Selain itu untuk memberi informasi pada
masyarakat tentang pembuatan yoghurt menggunakan alat yang sederhana, sehingga
mampu memberikan inovasi untuk mengembangkan industri yoghurt.
METODE
Jenis kegiatan yang digunakan dalam artikel ilmiah adalah
penelitian deskriptif yang dilakukan di Surabaya pada hari jumat, 6 maret 2014. Dalam pembuatan yoghurt bahan utama yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah susu sapi segar dan starter. Susu sapi segar yang digunakan yaitu susu
sapi yang bermerk Indomilk rasa Full cream dan starter yoghurt murni yaitu
kultur murni yang telah dibuat sebelumnya. Peralatan yang digunakan dalam
kegiatan ini antara lain: panci besar, baskom, pengaduk, termometer, wadah
untuk fermentasi dan inkubator sederhana.
Tahapan pertama dalam pembuatan yoghurt yaitu
mensterilkan wadah. Sebelum merebus susu yang akan difermentasikan, perlu tempat
yang steril agar bakteri didalamnya dalam berkembang dengan baik dan sempurna.
Dengan cara merebus air hingga mendidih, lalu ditungkan pada baskom dan tempat
yang akan digunakan untuk tempat fermentasi direndam dalam baskom yang telah
berisi air panas. Hal ini bertujuan agar bakteri yang menempel pada wadah
tersebut mati, sehingga tidak menghalangi pertumbuhan bakteri pada fermentasi.
Setelah itu mulai memasak susu sapi. Memasukkan susu sapi
pada panci dengan api kecil sambil diaduk-aduk, hingga susu sapi bersuhu 70°C
dan jangan sampi susu sapi mendidih. Karena jika mendidih, makan susu tersebut
akan pecah. Setelah itu, mematikan kompor dan mendinginkan dengan cara mengaduk
terus susu sapi tersebut hingga suhu turun hingga 40°C. Setelah suhu turun hingga
40°C, memasukkan susu pada wadah fermentasi lalu dicampurkan dengan starter yoghurt,
dengan perbandingan 5% dari jumlah susu sapi. Lalu memasukkan pada inkubator
sederhana. Mengukur suhu inkubator yang melebihi suhu ruang, berkisar diatas
40°C. Mencatat perubahan suhu setiap 1 jam sekali dan mengamati perubahan yang
terjadi. Setelah 8 hingga 10 jam, mengeluarkan yoghurt dari inkubator. Lalu
dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Hal ini agar yoghurt mampu bertahan lebih
lama.
Rancangan kegiatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan.
Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan anilisis. Adapun perlakuan
tersebut adalah waktu dan suhu sebagai variabel bebas, pH rasa dan tekstur
sebagai variabel respon serta starter dan susu sapi sebagai variabel kontrol.
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan tekstur dan rasa
dengan waktu dan suhu yang berbeda, yaitu awal pembuatan dan akhir pembuatan.
Pada fermentasi ini mengguakan sistem tertutup (batch process), karena selama proses fermentasi tidak dilakukan
lagi penambahan komponen substrat setelah inokulasi ke dalam medium selama 8
jam dan 10 jam.
Tabel 1. Hasil kegiatan pembuatan yoghurt selama 8 jam
Jam ke-
|
Suhu °C
|
Rasa
|
Tekstur
|
0
|
42°C
|
Manis
|
Encer
|
1
|
43°C
|
Manis
|
Encer
|
2
|
43°C
|
Manis
|
Agak kental
|
3
|
43°C
|
Manis
|
Agak kental
|
4
|
43°C
|
Agak Asam
|
Agak kental
|
5
|
43°C
|
Asam
|
Kental
|
6
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
7
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
8
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
Pengujian rasa dan
tekstur menunjukkan bahwa selama fermentasi mengalami masa adaptasi pada
jam ke-0 sampai jam ke-1, yaitu ditandai dengan perubahan suhu yang secara
cepat. Fase logaritmik terjadi pada jam ke-1 sampai jam ke-2. Fase stationer
terjadi pada jam ke-3 sampai jam ke-4. Dan fase kematian terjadi pada jam ke-5,
yaitu ditandai dengan penurunan suhu secara cepat. Hal ini menunjukkan bahwa waktu
suhu yang dibutuhkan dalam pembuatan yoghurt realtif tinggi. Yoghurt tersebut
telah mengalami perubahan laktosa menjadi asam laktat selama 8 jam.
Tabel 2. Hasil kegiatan pembuatan yoghurt selama 10 jam
Jam ke-
|
Suhu °C
|
Rasa
|
Tekstur
|
0
|
42°C
|
Manis
|
Encer
|
1
|
43°C
|
Manis
|
Encer
|
2
|
43°C
|
Manis
|
Agak kental
|
3
|
43°C
|
Manis
|
Agak kental
|
4
|
43°C
|
Agak asam
|
Agak kental
|
5
|
43°C
|
Agak asam
|
Kental
|
6
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
7
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
8
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
9
|
44°C
|
Asam
|
Kental
|
10
|
45°C
|
Asam
|
Kental
|
Pengujian rasa dan
tekstur menunjukkan bahwa selama fermentasi mengalami masa adaptasi pada
jam ke-0 sampai jam ke-1, yaitu ditandai dengan perubahan suhu yang secara
cepat. Fase logaritmik terjadi pada jam ke-1 sampai jam ke-3. Fase stationer
terjasi pada jam ke-4 sampai jam ke-5. Dan fase kematian terjadi pada jam ke-6,
yaitu ditandai dengan penurunan suhu secara cepat. Hal ini menunjukkan bahwa waktu
suhu yang dibutuhkan dalam pembuatan yoghurt realtif tinggi. Yoghurt tersebut
telah mengalami perubahan laktosa menjadi asam laktat selama 10 jam.
KESIMPULAN
Dalam pembuatan yoghurt, suhu dan waktu berpengaruh
penting. Apabila suhu yang digunakan tinggi, maka akan menghasilkan yoghurt
yang sempurna, yaitu memiliki tekstur yang lembut, kental dan rasanya asam.
Begitu pula dengan waktu yang digunakan dalam pembuatan yoghurt, semakin lama
waktu yang digunakan makan yoghurt yang dihasilkan akan memiliki tekstur yang
lembut, kental dan rasanya asam. Sehingga dalam pembuatan yoghurt diperlukan
waktu diatas 8 jam dan suhu melebihi suhu ruangan yaitu diatas 40°C. Dan
pembuatan yoghurt bisa dikatakan sempuran atau berhasil.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1.
Bapak Prof. Dr.
Muchlas Samani selaku
rektor Universitas Negeri Surabaya.
2.
Bapak Prof.
Dr. Warsono selaku
pembantu rektor III
Universitas Negeri Surabaya.
3.
Bapak Prof.
Suyono. Selaku Dekan
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
4.
Bapak Drs. Tatag Yuli
Eko Siswono sebagai pembantu dekan III
5.
Bapak Drs. Wahono
Widodo, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Sains.
6.
Bapak Hasan Subekti,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah bioteknologi.
7.
Ibu Tutut Nurita,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembimbing yang telah memberi
bantuan berupa saran
dan dukungan moral
dalam penyusunan Program
Kreatif Mahasiswa ini.
8.
Orang Tua Kami yang
telah mendo’akan kami dalam penyusunan Program Kreatif Mahasiswa ini.
9. Teman-teman Pendidikan
Sains B 2012 FMIPA UNESA yang telah menyemangati dan bekerjasama dalam
penyusunan Program Kreatif Mahasiswa
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,
K. A., R.A. Edward, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
Nugroho, Umai. Peran Mikroorganisme dalam Bioteknologi. URL :
http://gudangilmucenter.blogspot.com/2011/09/proses-fermentasi-yoghurt.html. diakses pada 20 Maret 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt. Diakses pada 19 Maret 2014
http://umimaimut354.blogspot.com/2011/03/peran-mikroorganisme-dalam-bioteknologi.html.
Diakses pada 23 Maret 2014
http://www.cantikinfo.net/2012/12/cara-membuat-yoghurt-dengan-mudah.html. Diakses pada 23 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar