BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme
yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Pada setiap mikroorganisme memiliki
perbedaan atau ciri-ciri yang sesuai dengan tempat tinggal mereka. Medium
pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang
selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga
sel-sel tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan dapat
dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi
mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.
- Rumusan Masalah
Dari latar belakang
yang telah ditulis di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bagiamana
membuat media biakan umum untuk mikroorganisme bakteri?
2.
Bagaimana cara
menangkap mikroorganisme bakteri di alam?
3.
Bagaimana
menumbuhkan hasil tangkapan bakteri?
4.
Bagaimana
pertumbuhan koloni bakteri?
- Tujuan Percobaan
Dari rumusan masalah
diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari percobaan yang telah kami lakukan
adalah sebagai berikut:
1.
Membuat media
biakan umum untuk mikroorganisme bakteri.
2.
Menangkap
mikroorganisme bakteri di alam.
3.
Menumbuhkan
hasil tangkapan bakteri.
4.
Mengamati
pertumbuhan koloni bakteri.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Bakteri
termasuk kelompok mikrobia prokariota yang masuk menjadi bagian dari kingdom
Monera selain alga biru. Monera adalah
organisme sel tunggal (monoseluler) yang memiliki nukleus tanpa membran yang
disebut prokarion. Organisme Monera disebut juga organisme Prokariota, yang tergolong kelompok kingdom Monera adalah: a)
Bakteria, b) Alga Biru (Cyanophyta).
Bakteri tidak memiliki membran inti dan sistem membran dalam, bersel satu atau
membentuk kelompok, bentuk sel beragam, hidup secara keterotrof.
Ciri-ciri
bakteri, antara lain:
1.
Semua bakteri
adalah organisme mikroskopis bersel tunggal
2.
Sebagian kecil
ada yang berpigmen (Bakterioklorofil dan Bakteriopurpurin), sehingga mereka
bisa autotrof
3.
Sebagian besar
yang heterotrof, bersifat patogen
4.
Manusia mengenal
bakteri umumnya karena menimbulkan penyakit
Penggolongan
bakteri menurut bentuknya, antara lain:
·
Coccus, bentuk
sel bulat
·
Basil, bentuk
sel lonjong
·
Spiral, bentuk
sel seperti per atau koma
![t028556a](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Bakteri memiliki
susunan tubuh sebagai berikut:
1.
Kapsul
2.
Flagella
3.
Dinding sel
4.
Membran sel
5.
Mesosom
6.
Lembaran
Fotosintetik
7.
Sitoplasma
8.
DNA
9.
Plasmid
10. Ribosom
11. Endospora
Mikroorganisme adalah hakluk hidup kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Terlihat jelas bila menggunakan mikroskop. Yang termasuk
mikroorganisme:
1.Virus
2. Bakteri
3. Sebagian jamur
4. Sebagian ganggang
5. Protozoa
1. Virus
Virus memiliki ciri-ciri antara lain : berkembang biak
syaratnya harus pada sel yang hidup, untuk kepentingan replikasi DNA , dibuat
rekombinan DNA baru. Bentuk peralihan antara benda mati dan benda hidup, masih
dapat dikristalkan. Bagian luar terdiri dari kulit protein, sedangkan inti
terdiri dari DNA atau RNA saja. Penyerang tumbuhan mempunyai RNA saja,
sedangkan hewan hanya DNA saja.
Bentuk Virus
a. batang pendek
b. batang panjang
c. bulat
d. bentuk polyhedral
Penyakit yang disebabkan virus:
a. influenza
b. rabies
c. trachoma
d. polio
e. cacar
f. campak
g. gondong
2. Bakteri
Penggolongan bakteri berdasarkan sumber energi yang
diperoleh:
a.
Autotrof : Penggolongan bakteri yang mampu mengubah zat an organik menjadi zat organik
b. Heterotrof : Penggolongan bakteri yang masih memerlukan
zat organik
Bentuk bakteri ada 4 macam :bola, batang, bentuk koma,
spiral. Macam-macam bakteri yang dikenal : Antrax, tetanus, radang paru-paru,
lepra/kusta, TBC, penyakit kelamin, pes/sampar,tipus, disentri,sipilis,kolera,
kaker pada jeruk.
3. Jamur atau fungi
Jamur atau fungi memiliki ciri-ciri berikut: belum ada akar,
batang, daun . Sel ada yang tunggal dan ada yang banyak sel, tidak mempunyai
klorofil, deretan selnya membentuk benag hifa, jaringan hifa disebut miselium,
tempat spora disebut tubuh buah.
Klasifikasi ada 5 klasis :
a. jamur lendir
b. jamur ganggang
c. jamur berkantong
d. jamur bertubuh buah
4. Ganggang
Ciri-ciri : tumbuhan bersel satu atau banyak , hampir
semuanya mempunyai butir-butir zat warna. Klasifikasi ganggang :
1. ganggang biru
2. ganggang hijau
3. ganggang keemasan
4. ganggang pirang
5. ganggang merah
5. Protozoa
Ciri-ciri: bersel satu, bentuk tidak tetap, berinti satu
kecuali paramecium, mempunyai alat garak kecuali sporozoa.
Klasifikasi ada 4 klassis
1. Rhizopoda (kaki semu)
2. Flagelata (alat gerak berupa bulu cambuk)
3. Ciliata (alat gerak berupa bulu getar)
4. Sporozoa (tanpa alat gerak)
Media Kultur / Media pertumbuhan
Bakteri
Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrien yang dipakai untuk menumbuhkan mikrobia. Agar mikroorganisme dapat
tumbuh dan berkembangbiak di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu
antara lain:
a.
Sumber Nutrien
Media
Sumber nutrien
untuk media, terdiri dari 7 golongan, yaitu:
1.
Air
2.
Sumber energi,
fototrof dari matahari, kemotrof dari bahan kimia
3.
Karbon
4.
Nitrogen, 10-15%
dari berat kering sel
5.
Sumber aseptor
elektron. Oksigen untuk aerob dan anaeord dari nitran fitrir, feri.
6.
Mineral, makro
C, H, O, Ca, K, Mg, Na, Fe, dan mikro Zn, Mn, Pb, Co.
7.
Faktor tumbuh,
di butuhkan sedikit, mikroba tidak mampu mensintesis sendiri vitamin, purin,
pirimidin.
b.
Syarat Media
Pertumbuhan Mikroba
·
Harus mengandung
semua unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme
·
Mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroorganisme
·
Tidak mengandung
zat-zat penghambat
·
Dalam keadaan
steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang tidak diharapkan
c.
Fungsi Media
1.
Untuk
mengisolasi mikroba
2.
Untuk
memperbanyak mikroba
3.
Untuk pengujian
sifat-sifat fisiologi
4.
Untuk
perhitungan jumlah mikroba
d.
Jenias Media
![Rounded Rectangle: Cair (broth)](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
![]() |
|||
![]() |
|||
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
![Rounded Rectangle: Sifat](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
![Rounded Rectangle: Padat (solid)](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.gif)
![Rounded Rectangle: Susunan](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.gif)
![Rounded Rectangle: Media](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.gif)
![Rounded Rectangle: Penguji Perhitungan](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.gif)
![Rounded Rectangle: Differensiasi](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.gif)
![Rounded Rectangle: Selektif](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.gif)
![Rounded Rectangle: Pengaya](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.gif)
![Rounded Rectangle: Umum](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
![Rounded Rectangle: Semi-sintetis](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.gif)
![Rounded Rectangle: Sintetis](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.gif)
![Rounded Rectangle: Alami](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.gif)
Ø Bentuk
a.
Media cair : NB (Nutrien Broth), PDB (Potato Dekstros
Broth)
b.
Media padat : NA (Nutrien Agar), PDA (Potato Dekstros
Agar)
c.
Semi padat : agarnya separuh dosis 105
Ø Susunan
a.
Media sintesis,
media yang dibuat oleh pabrik: NA, PDA
b.
Media alami,
media daging, media taoge, media kentang
-
Media daging,
daging 200gr, pepton 5gr, NaCl 0,5gr, agar 15gr
-
Media taoge,
taoge 100gr, sukrosa 60gr, agar 15gr
-
Media kentang,
kentang 200gr, dekstros 15gr, agar 15gr
c.
Media umum
-
Nutrient agar
(NA, untuk bakteri)
-
Potato Dextrosa
Agar (PDA, untuk yeast dan kapang)
d.
Media pengaya,
adalah media yang ditambah dengan zat-zat tertentu (misalnya: serum, darah,
ekstrak tumbuhan) sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof
tertentu.
Contoh media
pengaya: PDA (Potato Dexterosa Agar), Mac Conkey, TA (Taoge Agar).
e.
Media selektif,
adalah media yang ditambah zat-zat tertentu yang bersifat selektif untuh
mencegah tumbuhnya mikroba lain.
Misalnya:
kristal violet menumbuhkan bakteri gram negatif saja, menghambat bakteri Gram
positif.
f.
Media
Diferensiasi, yaitu media yang yang ditambah dengan zat kimia tertentu, suatu
mikroba membentuk pertumbuhan tertentu, dan dapat untuk membentuk tipe-tipenya.
Contoh: Media
Agar Darah dapat membedakan bakteri hemolitik dan bakteri non hemolitik, yang
ditandai oleh adanya zona (halo) disekitar koloni Salmonella Shigella Agar.
g.
Media penguji,
adalah media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin-vitamin, asam amino, antibiotik, dan sebagainya.
Contoh: Muller
Hinton Agar.
h.
Media penghitungan,
yaitu media yang spesifik untuk perhitungan jumlah mikroba.
Contoh: Plate
Count Agar (PCA), Trypticase Soy Agar (TSA), dan Nutrient Agar (NA).
Cara Membuat Media:
1.
Mencampur
bahan-bahan
2.
Menyaring media
3.
Menentukan dan
mengatur pH
4.
Memasukkan media
ke dalam tempat botol, erlenmeyer, tabung reaksi
5.
Sterilisasi
media
Pertumbuhan dan Pembelahan Bakteri
Pertumbuhan
mikrobial didefinisikan tidak berkenaan dengan ukuran sel melainkan sel yang
terjadi akibat pembelahan sel. Pembelahan sel pada bakteri tidak seperti
pembelahan sel eukariotik, biasanya terjadi dengan pembelahan biner, sebuah sel
melipatduakan komponen-komponennya dan menjadi dua sel.
Pertumbuhan
1.
Secara individu,
artinya suatu pertumbuhan bagian-bagian sel dan atau unsur-unsur kimia dari
bagian-bagian sel tersebut. Adanya pertumbuhan sel ditandai oleh pertmbahan
ukuran dan pembelahan sel.
2.
Secara populasi,
artinya pertumbuhan bakteri merupakan akibat dari pertumbuhan sel secara
individu. Pertumbuhan populasi ditunjukkan dengan pertmbahan jumlah sel dan/massa
sel yang tumbuh.
Pengukuran kuantitatif pertumbuhan
~
Pertumbuhan
mengacu pada perubahan dalam populasi total dan bukannya pada perubahan dalam
suatu individu organisme saja.
~
Pada kondisi
pertumbuhan seimbang pada suatu pertambahan semua komponen seluler secara
tertatur.
~
Pertumbuhan
dapat ditentukan tidak hanya dengan mengukur jumlah sel tetapi juga dengan:
a.
Mengukur jumlah
berbagai komponen seluler (RNA, DNA, protein)
b.
Mengukur
produk-produk metabolisme tertentu
~
Pertumbuhan sel
bakteri:
·
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.gif)
1
sel 2 sel 4 sel
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.gif)
·
Hal yang terjadi
selama siklus sel adalah pertambahan ukuran yang merupakan perluasan dinding
sel dan membran sel, pembentukan sekat, dan pembagian DNA ke sel anak.
·
Pembentukan
dinding sel dan membran sel yang bari diduga terpusatkan pada bagian ekuatorial
sel dan diawali dengan adanya mesosom yang juga menjadi tempat pelekatan DNA
pada membran sel.
Metode Pengukuran Pertumbuhan
1.
Jumlah Sel
-
Pengamatan
mikroskopis (haemositometer)
-
Perhitungan
cawan (TPC)
2.
Massa Sel
-
Langsung -
kekeruhan (spektrofotometer)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.gif)
-
Berat kering sel
(mgLl, g.l)
-
Tidak
langsung - komponen sel
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image030.gif)
-
pengubahan
nutrien
-
pembentukan
produk
-
ATP yang
dibutuhkan
-
viskositas
Hitungan lempeng standar, metode ini mengacu pada
fakta bahwa di bawah kondisi-kondisi yang tepat, sebuah bakteri akan membelah
dan membentuk sebuah koloni pada media agar-agar. Untuk menghitung suatu koloni
bakteri biasanya perlu mencairkan biakan bkateri terlebih dahulu. Pengenceran
berseri ini untuk memudahkan penghitungan.
Pertumbuhan Populasi Bakteri
Hubungan antara jumlah sel dengan waktu pertumbuhan
dapat dinyatakan dalam kurva pertumbuhan. Menurut Buchanan
(1918) fase-fase pertumbuhan kurva pertumbuhan bakteri dibagi menjadi dalam 7,
yaitu:
1.
Initial Stationary Phase
Jumlah bakteri
tetap konstan
2.
Lag Phase or Phase of Positive Growth Acceleratin
Kecepatan
multiplikasi meningkat dengan waktu
3.
Logaristhmic Growth Phase
Kecepatan
multiplikasi tetap konstan waktu generasi tetap
4.
Phase of Negative Growth Acceleration
Kecepatan
multiplikasi menurun rata-rata waktu generasi meningkat organisme meningkat
dalam jumlah tetapi kecepatan lebih lambat daripada fase logaritma
5.
Maximum stationary Phase
Jumlah organisme
hidup tetap konstan rata-rata kematian sama dengan rata-rata peningkatan
6.
Phase of Accelerated Death
Jumlah berkuarang
dengan kecepatan yang meningkat
7.
Logaritmic Death Phase
Kecepatan
kematian konstan
Dari 7 fase
diatas, dapat dikelompokkan menjadi 4 fase. Antara lain:
1.
Lag Phase
Organisme-organisme
tidak meningkat secara signifikan dalam jumlah, tetapi mereka secara metabolis
aktif memperbesar ukuranm mensintesis enzim, dan menggabungkan bermacam-macam
molekul dari media tersebut.
Panjang lag
phase ditentukan sebagian oleh karakteristik spesies bakteri dan sebagian oleh
kondisi-kondisi di media tersebut media dari mana organisme tersebut diambil
dan media terhadap mana mereka dipelihara.
2.
Log Phase
Organisme-organisme
membelah pada kecepatan paling cepat secara teratur, yang csecara genetik
menentukan interval-interval yang dinamakan waktu generasi. Populasi organisme
berlipat ganda dalam tiap-tiap waktu generasi.
Contoh, sebuah
biakan yang mengandung 1000 organisme per milimeter dengan waktu setelah 40
menit, 8000 setelah 1 jam, 64000 setelah 2 jam, dan seterusnya.
Pertumbuhan
tersebut dinamakan eksponensial atau logaritmik.
Waktu generasi
intuk sebagian besar bakteri adalah antara 20 menit sampai 20 jam dan umumnya
kurang dari 1 jam.
Pertumbuhan
sinkron jika mereka membelah bersama-sama dan waktu generasi adalah tepat 20
menit, jumlah sel dalam senuah biakan akan meningkat dalam suatu pola anak
tanggan, tepat berlipat ganda setiap 20 menit.
Pertumbuhan non
sinkron tiap-tiap sel membelah kadang-kadang selama waktu sensasi 20 menit,
dengan sekitar 1/20 sel yang membelah tiap menit.
3.
Stationary Phase
Ketika
pembelahan sel menurun ke titik dimana sel-sel bari dihasilkan sama dengan
sel-sel yang mati, maka jumlah sel-sel hidup tetap konstan. Fase ini dicapai
ketika media tempat pertumbuhan mikroba mengandung nutrien yang terbatas dan
mengandung dalam jumlah yang banyak zat-zat sisa metabolisme yang bersifat
racun.
4.
Decline (Death)
Phase
Begitu
kondisi-kondisi di dalam media menjadi kurang mendukung pembelahan sel, banyak
sel kehilangan kemampuan mereka untuk membelah, akhirnya sel-sel tersebut mati.
Selama decline phase, banyak sel yang mengalami involution, yakni mereka mengalami perubahan bentuk yang tak lazim,
yang membuat sulit diidentifikasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
antara lain : Nutrisi, Sumber energi, Air, Temperatur, pH, Kadar O2,
Cahaya, Salinitas, Tekanan.
a.
Faktor fisik : pH, Temperatur / Suhu, Konsentrasi
Oksigen, Air, tekanan Hidrostatik, Tekanan Osmotik, Radiasi, Kadar Gas O2.
b.
Faktor
Nurisional : ketersediaan Karbon,
Nitrogen, Sulfur, Phospor, Unsur Perunut, Vitamin.
BAB III
RANCANGAN
PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
Ø Alat :
1.
Kompor listrik 1
buah
2.
Corong 2
buah
3.
Erlenmeyer 2 buah
4.
Penyaring, kasa,
kain secukupnya
5.
Cawan petri 3 buah
6.
Autoclaf/Dandang
Sabluk 1 buah
7.
Panci Kecil 2 buah
8.
Timbangan Neraca
Analitik 1 buah
9.
Gelas kimia
1000ml 1 buah
10. Spatula 1
buah
Ø Bahan :
1.
Kentang 250 gr
2.
Benang Wol 2 gulung
3.
Kain Kasa secukupnya
4.
Air Aquades secukupnya
5.
Gula Pasir Halus secukupnya
6.
Agar-agar
Batangan secukupnya
B.
Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan.
2.
Mengupas kentang
dan mengiris kentang kupasan kecil-kecil dengan ukuran 1 cm2,
kemudian menimbang kentang potongan sebanyak 250 gram, merebus kentang potongan
diatas kompor dengan menambahkan air sebanyak 1 liter, pada saat perebusan
volume air diusahakan tetap 1 liter.
3.
Mengecek kalau
kentang sudah masak, kaldunya diambil dengan cara penyaringan menggunakan glass
corong yang dilapisi dengan kasa, selain itu mempersiapkan agar-agar batangan
untuk dihaluskan bentunknya (disuwir-suwir) kemudian ditimbang sebanyak 15
gram.
4.
Mengumpulkan dan
memasukkan hasil saringan/fitrat kaldu kentang, dengan menambahkan air sehingga
volumenya 1 liter ke dalam beker glass 1 liter, kemudian diletakkan diatas
kompor untuk dipanaskan.
5.
Memasukkan
potongan agar batanggan sebanyak 15 gram, dalam beker glass yang berisi kaldu
kentang, aduk merata, bersamaan juga ditambahkan gula sebanyak 15 gram gula
pasir sampai semua homogen.
6.
Memasukkan/menuangkan
media yang terbuat kedalam masing-masing cawan petri, kemudian dibungkus dengan
kertas CD, selanjutnya dilakukan sterilisasi menggunakan Autoclaf selama 1 jam,
kalau menggunakan dandang sabluk selama 2 jam.
7.
Pendingin media,
dengan cara diambil dan diletakkatan di tempat yang rata, sehingga medium KGA.
Yang terbentuk dapat rata permukaannya.
8.
Penangkapan
mikroorganisme di alam sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.
9.
Inkubasi selama
24 jam.
10. Diamati jumlah macam koloni, jumlah koloni, dan
gambar bentuk koloni.
C.
Jadwal Kegiatan
a.
Persiapan
(Prosedur kerja Pembuatan Media) :
10 April 2013
b.
Pembuatan Media,
Penangkapan media & Inkubasi :
11 April 2013
c.
Pengamatan :
12 April 2013
d.
Pelaporan :
14 April 2013
BAB
IV
DATA DAN ANALISIS
A.
Data
1.
Pengamatan ke-1
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Ø
Toilet : belum
terdapat tanda apa-apa.
Ø
Jalan C12 :
belum terdapat tanda apa-apa.
Ø
Gazebo : belum
terdapat tanda apa-apa.
|
2.
Pengamatan ke-2
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
keterangan
|
1.
|
![]() |
Toilet
:
·
Timbul uap air
di atas cawan petri.
·
Timbul sedikit
bercak putih pada media.
·
Jumlah koloni
: sedikit.
|
2.
|
![]() |
Jalan
C12 :
·
Timbul sedikit
uap air di atas cawan petri.
·
Ada sedikit
bercak putih berbentuk lingkaran.
·
Jumlah koloni
: sedikit.
|
3.
|
![]() |
Gazebo
:
·
Timbul uap air
di atas cawan petri.
·
Timbul sedikit
bercak putih pada media.
·
Jumlah koloni
: sedikit.
|
3.
Pengamatan ke-3
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Toilet
:
·
Uap air yang
terdapat pada atap cawan petri lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya.
·
Bercak-bercak
mulai tersebar.
·
Jumlah koloni
: banyak dan menyebar.
|
2.
|
![]() |
Jalan
C12 :
·
Sedikit uap
air yang tersebar di atas cawan petri.
·
Bercak-bercak lingkaran
mulai menyebar.
·
Jumlah koloni
: banyak dan menyebar.
|
3.
|
![]() |
Gazebo
:
·
Sedikit uap
air di atas cawan petri dibanding hari sebelumnya.
·
Bercak-bercak
mulai menyebar.
·
Jumlah koloni
: banyak dan menyebar.
|
4.
Pengamatan ke-4
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Toilet
:
·
Uap air yang
terdapat pada atap cawan petri lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya.
·
Bercak-bercak
mulai melubangi media.
·
Jumlah koloni
: banyak dan berbentuk lingkaran kecil.
|
2.
|
![]() |
Jalan
C12 :
·
Terdapat
sedikit uap air.
·
Ada salah satu
kumpulan bercak yang berwarna hitam.
·
Jumlah koloni
: banyak dan berwarna hitam sebagian.
|
3.
|
![]() |
Gazebo
:
·
Terdapat
sedikit uap air.
·
Bercak-bercak
mulai menyebar dan banyak serta berwarna putih.
·
Jumlah koloni
: banyak dan berwarna putih.
|
5.
Pengamatan ke-5
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Toilet
:
·
Uap air yang
terdapat pada atap cawan petri lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya.
·
Bercak-bercak
mulai melubangi media dan lebih banyak.
·
Jumlah koloni
: banyak dan bentuk lingkaran mulai besar.
|
2.
|
![]() |
Jalan
C12 :
·
Uap air di
atas cawan petri lebih banyak dari sebelumnya.
·
Ada 3 bercak
yang berwarna hitam dan berbentuk lingkaran.
·
Jumlah koloni
: banyak dan membentuk 3 lingkaran hitam.
|
3.
|
![]() |
Gazebo
:
·
Terdapat
sedikit uap air.
·
Bercak putih
berubah warna menjadi hitam.
·
Jumlah koloni
: banyak dan berwarna hitam menyebar.
|
6.
Pengamatan ke-6
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
Keterangan
|
1.
|
Toilet
:
·
Timbul serat
kuning.
·
Bercak-bercak
berwarna putih.
·
Mulai timbul
bau.
·
Jumlah koloni
: banyak.
|
|
2.
|
![]() |
Jalan
C12 :
·
Timbul serat
kuning.
·
Banyak bercak.
·
Ada uap air.
·
Jumlah koloni
: banyak dan ada serat kuning.
|
3.
|
![]() |
Gazebo
:
·
Sedikit uap
air.
·
Bercak sangat
hitam dan mengumpul ditepi media.
·
Jumlah koloni
: banyak dan mengumpul serta berwarna hitam.
|
7.
Pengamatan ke-7
No.
|
Gambar / Foto Media KGA
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Toilet
:
·
Medianya
menjadi berwarna kuning.
·
Terdapat
lubang putih.
·
Berbau
menyengat.
·
Jumlah koloni
: banyak dan berwarna kuning.
|
2.
|
![]() |
Jalan
C12 :
·
Ada bercak
lingkaran dan berwarna hitam.
·
Ada hifa
berwarna putih dan berkelompok.
·
Jumlah koloni
: banyak dan terdapat hifa.
|
3.
|
![]() |
Gazebo
:
·
Banyak bercak
yang bergabung dan berwarna hitam pekat.
·
Bercak
tersebut terdapat hifa diatasnya.
·
Jumlah koloni
: banyak dan diatasnya terdapat hifa.
|
B.
Analisis
Pada pengamatan pertama, hari Kamis tanggal 11 April
2013, media yang di letakkan di toilet belum terdapat tanda apa-apa. Begitu
juga dengan media yang di letakkan pada jalan C12 dan gazebo juga belum
terdapat tanda apa-apa.
Pada pengamatan kedua, hari Jumat tanggal 12 April
2013, media yang diletakkan di toilet mulai timbul uap di atas cawan petri,
timbul sedikit bercak putih pada media dan jumlah koloni masih sedikit. Dan
media yang diletakkan di jalan C12 mulai timbul uap air di atas cawan petri,
ada sedikit bercak putih berbentuk lingkaran dan jumlah koloni masih sedikit.
Serta media yang diletakkan di gazebo, mulai timbul uap air di atas cawan
petri, timbul bercak putih di atas media dan jumlah koloni masih sedikit.
Pada pengamatan ketiga, hari sabtu tanggal 13 April
2013, media yang diletakkan di toilet terdapat banyak uap air dibanding hari
sebelumnya, bercak mulai tersebar dan jumlah koloni banyak dan menyebar. Media
yang di letakkan di jalan C12 terdapat sedikit uap air, bercak lingkaran mulai
menyebar dan jumlah koloni banyak dan menyebar. Serta media yang diletakkan di
gazebo terdapat sedikit uap air, bercak mulai menyebar dan jumlah koloni banyak
dan menyebar.
Pada pengamatan keempat, hari Minggu tanggal 14
April 2013, media yang diletakkan di toilet banyak terdapat uapa ir dibanding
hari ketiga, bercak mulai melubangi media, dan jumlah koloni banyak serta
berbentuk lingkaran kecil. Sedangkan media yang diletakkan di jalan C12
terdapat sedikit uap air, ada salah satu kumpulan bercak yang berwarna hitam
dan jumlah koloni banyak serta sebagian berwarna hitam. Dan media yang
diletakkan di gazebo terdapat sedikit uap air, bercak mulai banyak menyebar dan
berwarna putih, serta jumlah koloni banyak dan berwarna putih.
Pada pengamatan kelima, hari Senin tanggal 14 April
2013, media yang diletakkan di toilet terdapat uap air yang lebih banyak
dibandingkan hari sebelumnya, bercak yang membuat lubang pada media lebih banyak, dan jumlah koloni lebih banyak dari
sebelumnya. Media yang diletakkan di jalan C12 terdapat uap air yang menyebar
lebih banyak di atas tutup cawan petri, dan jumlah koloni banyak serta
membentuk 3 lingkaran hitam. Sedangkan media yang diletakkan di gazebo terdapat
sedikit uap air, bercak berubah warna menjadi hitam, dan jumlah koloni lebih
banyak dari sebelumnya serta menyebar.
Pada pengamatan keenam, hari Selasa tanggal 15 April
2013, media yang diletakkan di toilet timbul serat kuning, bercak berwarna
putih, berbau dan jumlah koloni lebih banyak. Sedangkan media yang diletakkan
di jalan C12 juga timbul serat kuning, banyak bercak, terdapat uap air, serta
jumlah koloni lebih banyak. Dan media yang diletakkan di gazebo terdapat
sedikit uap air di atas cawan petri, bercak menjadi warna hitam dan mengumpul
di tepi cawan petri, serta jumlah koloni lebih banyak.
Pada pengamatan terakhir, yaitu ketujuh hari Rabu
tanggal 16 April 2013, media yang diletakkan di toilet berbau menyengat, ada
lubang putih, medianya berwarna kuning dan jumlah koloni semakin banyak. Selanjutnya
media yang diletakkan di jalan C12 terdapat bercak lingkaran yang berwarna
hitam, hifa berwarna putih dan berkelompok, serta jumlah koloni semakin banyak.
Dan media yang diletakkan di gazebo terdapat banyak bercak yang bergabung yang
berwarna hitam pekat, terdapat hifa pada bercak hitam, dan jumlah koloni lebih
banyak dibanding hari-hari sebelumnya.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Pada percobaan membuat media biakan umum untuk
mikroorganisme bakteri adalah menggunakan medium Kentang Gula Agar (KGA).
2.
Mikroorganisme
yang diletakkan di gazebo jumlah koloninya lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah koloni yang ada di jalan C12 dan di toilet. Hal ini disebabkan karena
gazebo terdapat udara bebas dan kurangnya kebersihan dibandingkan di jalan C12
dan toilet.
3.
Ciri-ciri
pertumbuhan mikroorganisme :
a.
Di toilet
Berbau
menyengat, jumlah koloni banyak dan berwarna kuning.
b.
Di jalan C12
Terdapat bercak
lingkaran yang berwarna hitam, terdapat hifa berwarna putih dan berkoloni.
c.
Di gazebo
Terdapat banyak
bercak yang berwarna hitam pekat, terdapat hifa pada bercak hitam, dan jumlah
koloni lebih banyak.
B.
Saran
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, dapat
diperoleh saran sebagai berikut:
1.
Pada saat membersihkan lingkungan diusahakan
untuk membersihkan semaksimal mungkin untuk menjaga pertumbuhan mikroorganisme
yang dapat merugikan kita.
2.
Dalam menjaga
lingkungan sekitar, kita harus ikut serta agar lingkungan kita terjaga dari
mikroorganisme yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Pengampu Mata Kuliah. Modul Pratikum
Keanekaragaman Makhluk Hidup. Surabaya: Unesa, 2012
http://chayuz.wordpress.com/biologi/mikroorganisme/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar