Selasa, 16 Desember 2014

Uji Fehling



ABSTRAK
Fehling

Kami telah melakukan percobaan Fehling pada tanggal 28 Mei 2014 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya yang bertujuan untuk menguji adanya gula reduksi dengan menggunakan alat seperti tabung reaksi, rak tabung reaksi,penjepit, kompor listrik, gelas kimia. Metode yang digunakan pada percobaan ini dengan memberikan 5 tetes sukrosa kedalam tabung reaksi A, dan memberikan 5 tetes glukosa dalam tabung reaksi B serta mencampurkan fehling A dan fehling B dalam satu tabung reaksi, kemudian mencapurkan 5 tetes fehling yang telah dicampur kedalam tabung reaksi A dan B. Setelah itu memanaskan gelas kimia yang telah berisi air hingga mendidih dan memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang telah mendidih dan mengamati perubahan yang terjadi pada kedua larutan tersebut. Variabel yang digunakan yaitu variabel manipulasi larutan gula, variabel respon berupa perubahan warna, dan variabel kontrol berupa banyaknya tetesan, dan fehling. Dari hasil percobaan fehling A memiliki warna larutan bening, fehling B memiliki warna larutan biru, glukosa warna larutan bening, dan fruktosa berwarna bening.Setelah larutan fehling A dan fehling B dicampurkan warna dari larutan ialah biru, kemudian setelah laurtan glukosa dicampurkan dengan larutan fehling yang telah tercampur warna dari larutan menjadi berwarna biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna kuning kemerah – merahan pada larutan dan Setelah larutan fruktosa dicampurkan dengan larutan fehling yang telah tercampur lebih dulu warna dari larutan menjadi berwarna biru tua dan setelah larutan dipanaskan terdapat endapan berwarna merah pada larutan tersebut. Sehingga dari percobaan yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan gula reduksi karena dengan penambahan fehling yang terdiri dari CuSO4 7% dan NaOH 12% warna larutan setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna merah.

Kata kunci :Fehling, Gula reduksi



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum, singkong, ubi, sagu, dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang disintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal (70-90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan sebagainya.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kandungan gula reduksi yang terdapat pada sukrosa?
2.      Bagaimana kandungan gula reduksi yang terdapat pada glukosa?

C.      Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan percobaan sebagai berikut:
1.      Untuk menguji kandungan gula reduksi yang terdapat pada sukrosa.
2.      Untuk menguji kandungan gula reduksi yang terdapat pada glukosa.



BAB II
KAJIAN TEORI

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002).
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008). Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002). Sedangkan salah satu ontoh dari gula reduksi adalah Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam sayuran dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara komersial (Gaman, 1992).
Gula reduksi adalah gula yang dalam bentuk larutan alkali membentukaldehida atau keton. Gula reduksi dapat mereduksi ion logam karena mempunyai gugus aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2 dari logambasa, sehingga logam basa akan tereduksi dan mengendap sebagai Cu2O. Gula invert termasuk golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan alkali. Salah satu yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invert dihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosabereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim invertase.Reaksi hidrolisis sukrosa adalah sebagai berikut :
 C12H22O11 +  H2O →  C6H12O6  +  C6H12O6
(sukrosa, (air (glukosa (fruktosa rotasi= +66.5°), tidak ada rotasi) rotasi = +52.7°) rotasi= -92°)

A.    Glukosa
Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang terpenting,kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai di dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan). Di dalam molase terdapat glukosasekitar 14%. Sifat fisik dan kimia dari glukosa :Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-), Rumus molekul : C5H11O5.CHO, Massa molekul : 180.16, Bentuk dan warna : rhombik, Densitas : 1.54 gr/cm3, Titik leleh : 146°C.
B.     Fruktosa
Fruktosa merupakan monosakarida sederhana yang banyak terdapat didalam makanan dan merupakan isomer dari glukosa. Fruktosa berwarna putih dan mudah larut dalam air. Fruktosa juga sulit dikristalisasidalam bentuk larutan. Didalam molase terdapat fruktosa sekitar 16%. Sifat fisik dan kimia dari fruktosa :Rumus molekul : C6H12O6, Massa molekul : 180.16, Titik leleh : 103oC, Warna : putih.
Struktur glukosa (rotasi +52.7°)                                Struktur fruktosa (rotasi = -92°)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj98jGCWT-QbfIy6MBUAZQMmUxfPuYMxLFFoscUKAnS9yNgrZgASEPy3DPdjq23WRnkFafR-nODe5okWvda7ilO5nVGGiM9lsT3OJVcpRufUwiXdhiFRo1lkkeENwPj0xRRDjOHGelTsOw/s200/1bc22d2cda15689fb09a4402abd15006.gif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLflPCgooNNwhEHG3oTjLMuDd2SEXNueaqBVe56AEH1X-oPYU5JfF4HeqWhmqbRxtnYGjKeRmRyXR0qe3EZClIv1xDYSYJ3qVwHON7e0bAC3ezTQqNsBISyOu4u-m0ExZjNB_BN3Ta9o0/s200/fructosa.png
Mosakarida segera mereduksi sneyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hydrogen peroksida, atau ion cupri (Cu2+). Pada reaksi sepreti ini, guka dioksidasi pada gugus karbonil, dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi dimana senyawa-senyawa pereduksi adalah pemberi electron dan senyawa pengoksidasi adalah penerima electron. Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam analisis gula. Dengan mengukur jumlah dari senyawa pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu larutan gula tertentu, dapat dilakukan dengan pendugaan konsentrasi gula. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas mereduksi indicator-indikator seprti kompleks ion kupri (Cu2+) menjadi bentuk kupro (Cu+). Bahan pereduksi pada reaksi-reaksi ini adalah bentuk rantai terbuka aldosa dan ketosa. Ujung peruduksi dari suatu gula adalah ujung yang mengandung ggus aldehida atau keto bebas.
Fehling dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil aldehid atau keton. Kompleks bistartratokuprate(II) dalam larutan Fehling merupakan bahan pengoksidasi dan reagen aktif dalam uji tersebut.
Senyawa yang akan diuji ditambahkan ke larutan Fehling dan campuran ini dipanaskan. Aldehida yang teroksidasi, memberikan hasil yang positif, namun keton tidak bereaksi, kecuali mereka adalah alfa-hidroksi-keton.
Kompleks bistartratokuprat(II) mengoksidasi aldehid pada satu anion karboksilat, dan dalam proses ion tembaga(II) dari kompleks ini direduksi menjadi ion tembaga(I). Oksida tembaga(I) yang merah kemudian mengendap dari campuran reaksi, yang menunjukkan hasil positif, yaitu reaksi redoks telah berlangsung.Sebuah hasil yang negatif apabila tidak terjadi endapan merah; ini penting untuk diperhatikan bahwa Fehling tidak akan bekerja dengan aldehid aromatik; sehingga reagen Tollens harus digunakan.
Uji Fehling dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida. Hal ini akan memberikan hasil positif untuk monosakarida “aldosa”(karena gugus aledehida dapat dioksidasi) tetapi juga untuk monosakarisa “ketosa”, karena mereka diubah menjadi aldosa oleh basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan hasil positif. Untuk alasan ini, reagen Fehling kadang-kadang disebut sebagai uji umum untuk monosakarida.








BAB III
METODE PERCOBAAN

A.            Rancangan Percobaan
 












Gambar 3.1. Rancangan Percobaan Fehling

B.            Alat dan Bahan
Nama Alat/Bahan
Jumlah
Gelas kimia 500 ml
1 buah
Tabung reaksi
3 buah
Penjepit
1 buah
Rak tabung reaksi
1 buah
Kompor listrik
1 buah
Larutan glukosa
5 tetes
Larutan sukrosa
5 tetes
Fehling A
5 tetes
Fehling B
5 tetes
Aquades
250 ml
Kertas label
3 buah

C.            Variabel
Variabel kontrol                 :  Banyaknya jumlah tetesan. 
Variabel respon                  :  Perubahan warna. 
Variabel manipulasi           : Larutan gula ( Sukrosa dan glukosa )

D.            Alur Percobaan


 


                                           























E.            Langkah Kerja
Langkah pertama pada percobaan ini ialah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian memberi kertas label pada masing – masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi A menetesi lima tetes fruktosa ke dalam tabung reaksi. Kemudian pada Tabung reaksi B menetesi lima tetes glukosa ke dalam tabung reaksi. Dan pada tabung reaksi C menetesi lima tetes fehling A dan lima tetes fehling B ke dalam tabung reaksi. Setelah itu menambahkan campuran fehling ke dalam tabung reaksi A dan tabung reaksi B. Selanjutnya yaitu mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 250 ml dan memanaskannya di atas kompor listrik hingga air mendidih. Setelah air mendidih, memasukkan tabung reaksi A dan B ke dalam gelas kimia dan mengamati perubahan yang terjadi serta mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang telah dibuat.




BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A.      Data
No.
Larutan
Warna Larutan
Hasil Pengamatan
1.
Fehling A
Bening
Setelah larutan fehling A dicampurkan dengan larutan fehling B, larutan berwarna biru.
2.
Fehling B
Biru
Setelah larutan fehling A dicampurkan dengan larutan fehling B, larutan berwarna biru.
3.
Glukosa
Biru
Setelah larutan glukosa di campurkan dengan larutan fehling A dan B warna larutan menjadi biru. Kemudian setelah di panaskan pada larutan terdapat endapatn berwarna kuning.
4.
Fruktosa
Bening
Setelah larutan glukosa di campur dengan larutan fehling A dan B warna lautan menjadi biru tua.Kemudian setelah dipanaskan pada larutan terdapat endapan berwarna merah.


B.       Analisis
Pada larutan Fehling A larutannya berwarna bening, setelah larutan fehling A di campur dengan larutan fehling B warnanya menjadi biru.
Warna awal Fehling B adalah biru,setelah Fehling A dan Fehling B dicampurkan warnanya tetap dan tidak berubah.
Larutan Glukosa berwarna biru,setelah di campur dengan larutan fehling A dan fehling B warnanya tetap biru, lalu dipanaskan warna larutannya berubah menjadi kuning dan terdapat endapan.
Pada larutan fruktosa ini berwarna bening, setelah dicampur dengan larutan fehling A dan Fehling B warnanya menjadi biru tua,lalu di panaskan warna larutannya menjadi merah dan terdapat endapan.


BAB V
PEMBAHASAN

Dalam uji karbohidrat, kita menggunakan percobaan fehling I dan fehling II. Dimana larutan Fehling I yang terdiri dari larutan CuSO4 7% dan larutan Fehling II yang terdiri dari larutan NaOH 12 %. Kedua macam larutan ini akan dicampur pada saat uji karbohidrat. Ini adalah reaksi yang terjadi:
                                 2 Cu2+ + 2 OH-            Cu2O + H2O
                                                                         Endapan
                                 2 Cu2+ + 2 OH-            Cu2O + H2O
                                       +2                                +1


 
                                       Cu2+ mengalami reduksi menjadi ion Cu+
Dalam pereaksi ini ion Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling II berfungsi untuk mencegah Cu²+  mengendap dalam suasana alkalis. Larutan fehling merupakan larutan alkalin yang mengandung tembaga (II) yang mengoksidasi aldosa menjadi aldonat dan dalam prosesnya akan tereduksi menjadi tembaga (I), yaitu Cu2O yang berwarna merah bata dan mengendap.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Hal ini dibuktikan dengan adanya endapan warna merah dan kuning pada campuran fruktosa dan glukosa. Pada campuran glukosa, endapan yang terbentuk berwarna kuning hal ini dikarena pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji. Sedangkan pada larutan fruktosa juga begitus eharusnya endapan yang terbentuk berwarn amerah bata hal ini dikarenakan pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji.




BAB VI
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kami telah melakukan percobaan fehling yang bertujuan untuk menguji kandungan karbohidrat pada larutan glukosa dan fruktosa. Dari hasil percobaan fehling A memiliki warna larutan bening, fehling B memiliki warna larutan biru, glukosa warna larutan bening, dan fruktosa berwarna bening. Setelah larutan fehling A dan fehling B dicampurkan dengan larutan glukosa setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna kuning. Ini menunjukkan bahwa glukosa merupakan gula reduksi.
Pada larutan fruktosa dicampurkan dengan larutan fehling A dan Fehling B, setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna merah pada larutan tersebut. Sehingga dari percobaan yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan gula reduksi karena dengan penambahan fehling yang terdiridari CuSO4 7% danNaOH 12% warna larutan setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna merah.





DAFTAR PUSTAKA

http://ronalastikasari.blogspot.com/2013/11/praktikum-uji-karbohidrat-glukosa.html




LAMPIRAN













Air di panaskan sampai mendidih












glokosa + fehling A dan B saat di panaskan













fruktosa + fehling A dan B saat di panaskan












Fehling A dan ehling B saat di panaskan


Hasil setelah dipanaskan